
Harga batu bara di pasar global tercatat mengalami penurunan dalam sepekan. Anjloknya harga batu bara efek dari kenaikan harga gas dunia yang tercatat melesat signifikan.
Harga batu bara dunia pada Jumat (30/8/2024) mengalami penguatan sebesar 0,35% di level US$143,75 per ton. Penurunan tersebut merupakan penurunan dua hari beruntun. Dalam sepekan, harga batu bara dunia masih mencatatkan pelemahan sebesar 0,73%.
Harga batu bara global melemah disepanjang pekan ini didorong oleh penguatan harga gas alam.
Untuk diketahui, gas alam merupakan barang substitusi dari batu bara sehingga memiliki korelasi harga yang negatif. Artinya saat harga gas alam menguat, akan menekan harga batu bara global.
Harga gas alam menguat setelah Commodity Weather Group mengatakan bahwa prakiraan cuaca berubah lebih dingin untuk sebagian besar wilayah timur AS pada tanggal 3-7 September, yang dapat mengurangi permintaan gas alam dari penyedia listrik untuk menjalankan pendingin udara. Laporan inventaris EIA mingguan hari Kamis netral setelah pasokan gas alam naik +35 bcf, sesuai dengan ekspektasi.
Selama seminggu terakhir, harga gas alam mengalami tekanan dan mencapai titik terendah dalam 4 bulan pada hari Rabu karena pasokan yang kuat dan perkiraan suhu sedang yang akan mengurangi permintaan gas alam. Pasokan gas alam AS per 23 Agustus berada di atas rata-rata 5 tahun sebesar +12,1%.
Penurunan produksi listrik AS berdampak negatif pada permintaan gas alam dari penyedia utilitas. Edison Electric Institute melaporkan pada hari Rabu bahwa total produksi listrik AS pada minggu yang berakhir pada tanggal 24 Agustus turun -7,76% secara tahunan menjadi 88.308 GWh (gigawatt jam), meskipun produksi listrik AS pada periode 52 minggu yang berakhir pada tanggal 24 Agustus naik +1,65% secara tahunan menjadi 4.143.350 GWh.