Satu warga Kota Kupang terinfeksi Hantavirus dari tikus

Satu warga Kota Kupang terinfeksi Hantavirus dari tikus

Seorang Warga di Kota Kupang berinisial S (67) menjadi korban pertama di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang dinyatakan terjangkit Hantavirus yang ditularkan melalui tikus.

“Kami sudah sampaikan laporan dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan (BBLKL) Salatiga dan Dinkes Jawa Tengah ke Pemkot Kupang,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTT drg Lien Adriany di Kupang, Jumat malam.

Dia mengatakan hal ini setelah tersebarnya surat pemberitahuan dari Dinkes NTT ke Pemkot Kupang terkait adanya warga Kota Kupang yang terinfeksi Hantavirus.

Di dalam surat yang dikirim ke Pemkot Kupang dilaporkan bahwa, S diketahui positif Hantavirus setelah dirinya memeriksakan dirinya ke RS dr. Asmir Kota Salatiga, Jawa Tengah, usai dia mengeluh tubuhnya nyeri.

Pada tanggal 14 Mei, S mengalami gejala awal berupa tensi tinggi mencapai 220 mmhg sehingga dibawa ke RS dr. Asmir Kota Salatiga untuk dirawat. Selama tiga hari perawatan, S merasakan sakit di seluruh tubuh terutama di bagian kaki.

Akibatnya keluhan tersebut dia sempat didiagnosa dokter mengarah ke penyakit leptospirosis, maka dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium yang hasilnya mengindikasikan adanya kerusakan pada liver dan ginjal sehingga harus dirawat intensif di ICU oleh karena mengalami demam tinggi 38,4 derajat celecius dan saturasi oksigen 56 persen.

Kondisi pasien makin menurun sehingga dilakukan pengambilan serum darah untuk dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan (BBLKL) Salatiga.

Tanggal 23 Mei 2025, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil negatif leptospirosis (secara serologis memiliki kemungkinan palsu/Palse Negatif) dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR dan dinyatakan Hantavirus Positif .

Pihak Dinkes Salatiga sempat melakukan pemeriksaan terhadap rumah S, dan hasil wawancara diketahui bahwa S baru dari Kota Kupang.

Setelah dilaporkan ke Kota Kupang, akhirnya pemerintah Kota Kupang lalu bergerak cepat bersama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan (BBLKL) Salatiga mengidentifikasi tikus di beberapa lokasi di Kota Kupang.

Hasilnya dari 24 tikus yang ditangkap dan diuji laboratorium terdapat dua ekor yang dinyatakan positif Leptospira dimana satu ekor di BTN Kolhua dan satu ekor di Pasar Inpres Naikoten I Kupang.

Dari kasus tersebut Pemprov NTT melalui Dinkes NTT mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, terlebih yang tinggal di perumahan yang berdempetan.

Namun demikian, dia mengatakan virus itu tidak menular antarmanusia. Proses penularan melalui feses, urine atau air liur tikus.

“Kalau terhirup oleh manusia bisa berbahaya, karena penularan salah satunya jika terhirup,” kata dia.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*